Kutulis Surat Ini Untukmu "Penuduh dan Pencela"



Oleh: Syaikh Muhammad bin Abdillah Al Imam -hafizhahullah-
Sungguh telah dibuka sebuah pintu kejelekan di masa kita, lalu apakah pintu kejelekan tersebut? Pintu kejelelekan itu adalah masalah Al Jarh wat Ta’dil bagi para penuntut ilmu. Para penuntut ilmu butuh untuk menutup pintu ini, yaitu pintu Al Jarh wat Ta’dil. Tidak ada yang bisa menguasainya dengan baik dan mampu melakukannya kecuali (ulama) yang mumpuni dalam keilmuan, terlepas dari hawa nafsu, berhati-hati dalam (menerima) berita dan menjatuhkan hukum, jauh dari hawa nafsu, balas dendam, dan lain sebagainya.


Engkau bisa perhatikan seorang penuntut ilmu bila bertikai dengan saudaranya, tanpa disadari dia berdusta atasnya, dan melampui batas kepadanya. Ini (yang dilakukannya) bersama penuntut ilmu. Bagaimana dia tidak melampui batas tatkala dia memandang (dirinya sudah pantas) mencacat atau merekomendasi. Ini adalah fitnah. Aku nasehatkan para penuntut ilmu untuk bertaubat kepada Allah dari masuk ke dalam perkara-perkara ini, istiqamah di atas agama, memperbaiki lisan, dan menjaga lisan dari perkara yang tidak boleh diucapkan tentang seseorang.
Bertakwalah engkau kepada Allah dan hendaklah engkau merasa diawasi oleh Allah. Bukan alasan bagi seseorang untuk melepaskan lisannya dengan sekehendaknya, lalu dia belajar (untuk mengatakan) bahwa aku mendengar demikian. Ini tidak cukup, ini tidak cukup. Telah datang dari hadits Abdullah bin Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من قال في مؤمن بما ليس فيه أسكنه الله ردغة الخبال
“Barangsiapa yang mengatakan sesuatu tentang seorang mukmin yang tidak ada pada dirinya, niscaya Allah menempatkannya di tempat kotoran penduduk neraka.” (HR. Ahmad dan yang selainnya)
Kita mengetahui dan berjalan diatas hal ini, bahwa Al Jarh wat Ta’dil termasuk perkara yang dikenal (hanya) dilakukan para ulama hadits, mereka berjalan diatas hal itu tetapi dengan ketentuan-ketentuan syari’at. Oleh karena itu, mayoritas para ulama tidak masuk ke dalam pintu ini. Kenapa? Karena mereka lebih mengedepankan keselamatan, mereka lebih mengedepankan keselamatan, padahal mereka adalah ulama.
Silahkan baca tentang para salaf, dan lihat siapakah yang menyibukkan diri dengan perkara ini? Mereka adalah para ulama besar, dan mereka hanya sejumlah kecil dari para ulama. Maka ahlus sunnah –segala puji bagi Allah- berjuang untuk memperbaiki lisan mereka, berbicara dengan kebaikan, berdakwah kepada (jalan) Allah, dan memberi nasehat kepada manusia. Akan tetapi jangan sampai syaithan mempermainkan kita dari pintu-pintu (Al Jarh wat Ta’dil) yang kita tidak menguasainya dengan baik.
Kita tidaklah dituntut (untuk) melakukan pintu-pintu (Al Jarh wat Ta’dil) itu. Karena hal itu diluar kemampuan dan kesanggupan kita secara ilmu dan akal. Oleh karena itu, sebagaimana yang kalian dengar, aku mengatakan hal ini sebagai seorang pemberi nasehat. Dan sebagaimana yang kalian saksikan, bahwa orang-orang yang berjalan di arena ini tanpa ketentuan-ketentuan dan keterkaitan-keterkaitan, telah membahayakan diri mereka sendiri.
Karena itu aku memberi nasehat supaya engkau tidak menjadi pelajaran buat selainmu. (Justeru) hendaknya engkau yang mengambil pelajaran dari selainmu dan bukan engkau yang menjadi pelajaran buat selainmu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar