Admin Situs pemakan Bangkai PENDUSTA






Allah Ta’ala berfirman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]

Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” [1] 

Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”

Ibnu Katsir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surat Al-Hujurat.

Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang biografinya bisa kita dapatkan dalam kitab Tahdzib At-Tahdzib berkata :

 “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”.

Jika kita meperhatiakan dan memahami dengan seksama dari dalil dalil di atas ,hendaknya kita menjauhi perkara apa prasangka buruk. karena konsekuensi jika melanggar larangan dari dalil di atas maka kita akan terjatuh perbuatan DOSA dan pelakunya telah melakukan kedustaan. sebagaimana yang telah terjadi belum lama ini, ADMIN tukpencari***.com telah melakukan perbuatan yang terang-ternagan di larang Allah subhanahu wa ta'ala dan Rosul-Nya. bisa kita lihat screenshot di bawah ini... yang dimana ADMIN tersebut telah berprasangka buruk kepada saudaranya.

Gambar.1

Di dalam artikel yang sudah saya SS di atas, ADMIN telah melakukan perbuatan prasangka, dan keprasangkaan tersebut ADMIN tidak menujukan bukti-bukti atas prasangkaannya . tulisan ADMIN tersebut :
"Pembreidelan situs www.tukpencarialhaq.wordpress.com adalah bukti nyata kedengkian mereka yang amat sangat luarbiasa sehingga sampaipun mengerahkan ribuan facebooker gabungan jama’ah MLM dan Halabiyun sehingga situs ini sempat pula diblacklist oleh pengelola wordpress"

Dengan lihainya ADMIN mengiring pembaca (red-pembaca fanatik) agar pembaca beropini bahwa pelaku pengeroyokan dan perusakan rumah warga adalah ikhwan-ikhwan wali murid yang sekolah di Ponpes tersebut. trik ini sudah menjadi kebiasaan dan mendarah daging ADMIN tukpencari***.com . kita bisa liat salah satu korban dari artikel tersebut, yang dimana sang pembaca(red-pembaca fanatik) beropini bahwa pelaku perusakan rumah warga adalah ikhwan-ikhwan dari pihak munajat. gambar SS di bawah ini :

Gambar.2
Gambar .3


Gambar.4

Screenshoot di atas salah satu korban dari situs tukpencari***.com , ini adalah salah satu pembaca yang pemikirannya di giring oleh ADMIN agar beropini bahwa pelaku perusakan tersebut adalah ikhwan-ikhwan di pihaknya munajat.
dan sudah tidak diherankan lagi, setiap postingan atau artikel yang diuploud oleh ADMIN tukpencari***.com selalu menuntun para pembaca agar para pembaca memahami dan beropini sesuai yang di inginkan ADMIN tersebut. Dari postingan awal-awal lahirnya situs tersebut sampai saat ini ADMIN selalu mengajak para pembaca mengikuti apa yang di maukan ADMIN  . hendaknya kita jangan mudah tertipu oleh tipu muslihat ADMIN tersebut. 

Hendaknya setiap perkara di serahkan kepada yang berkompeten di bidangnya. seperti permasalahan di ponpes Darrusunnah. maka permasalahan tersebut di serahkan kepada pihak POLISI , biar petugas polisi yang menyelidiki kasus tersebut hingga tertangkap siapa pelakunya. Karna tergesa-gesa dan prasangka buruk yang di andalkan ADMIN tukpencari***.com... maka ADMIN tersebut sudah menuduh serampangan. kita lihat hasil penyelidikan POLISI , apakah sesuai tuduhan yang di lontarkan ADMIN tukpencari***.com ????. Lihat gambar Screenshoot di bawah ini:

Gambar.5

“Kita masih melakukan penyelidikan. Dari hasil sementara ternyata pengurus pesantren tidak ada hubungan sama sekali dengan pelaku. Pengurus pesantren dan warga juga sudah tidak ada masalah,” kata Kapolres.

Dengan adanya masalah ini masyarakat dihimbau untuk bersikap tenang dan jangan main hakim sendiri, percayakan masalah ini kepada petugas untuk menyelesaikanya, himbau Kapolres Bantul.

Sumber : http://humaspolresbantul.blogspot.com/2014/03/sekelompok-orang-bercadar-merusak-rumah.html

Kapolres Bantul menasihatkan agar kita bersikap tenag dan jangan main hakim sendiri, coba kita lihat yang dilakukan ADMIN tukpencari***.com dia sudah gegabah dan menuduh secara serampangan dan main hakim sendiri. dengan mudahnya ADMIN tersebut menyimpulkan bahwa pelakunya adalah ikhwan-ikhwan wali santri.

Kita sebagai seorang salafy hendaknya jangan mudah menuduh dan berprasangka buruk terhadap saudaranya. sebagaimana ucapan Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurm di dalam kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim, 

Disebutkan dalam kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim (II/285) bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata :

 “Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka berusaha keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri, “Saya kira saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut”.



Sufyan bin Husain berkata, “Aku pernah menyebutkan kejelekan seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah. Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata, “Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?” Aku menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind [2], Hind (India) atau Turki?” Aku juga menjawab, “Tidak”. Beliau berkata, “Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari kejelekanmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari kejelekanmu?” Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi berbuat seperti itu” [3] 

Komentar saya : “Alangkah baiknya jawaban dari Iyas bin Mu’awiyah yang terkenal cerdas itu. Dan jawaban di atas salah satu contoh dari kecerdasan beliau”.

Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata dalam kitab Raudhah Al-‘Uqala (hal.131), ”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya”.

Beliau juga berkata pad hal.133, 


Tajassus adalah cabang dari kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan berbuat jahat dan membuatnya menderita”.




_______
Footnote
[1]. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563
[2]. Sind adalah negara yang berbatasan dengan India, -ed

[3]. Lihat Kitab Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir (XIII/121)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar