Menuduh orang lain tapi dia melakukan



Screen Shoot Of The Day
--------------------------
Sigit Hermawan Fathimah Majida - berkata :

"Bukannya syaikh yang dikatakan murji'ah itu Ali Al Halaby? Bukannya benar bahwa orang jahil itu yang bener-bener tidak tahu ada udzur (tapi didalamnya ada rinciannya) dan mubtadi" dhol diancam dengan neraka? Keduanya bisa dibandingkan. Untuk yang pertama masih insya Allah bisa sadar apabila datang ilmu, untuk yang kedua bisa sadar juga apabila didatangkan hujjah mematahkan syubhatnya. Murji'ah yang akut itu nampak pada sebagian saudara kita yang mumayi'. Mereka menuduh yang lain jama'ah tahdzir, tidak sadar bahwa dia sendiri sebetulnya sedang mentahdzir."

lalu di jawab
Abdurrahman Bumi :

"Jika antum tanya asatidzah antum. Maka antum akan dapati pemahaman masalah iman, udzur bil jahil sama saja dengan pemahamannya syaikh ali hasan al halabi.

Mereka berselisih tentang sikap terhadap masalah ihya at turots dan hanya membonceng fatwa lajnah daimah untuk memurjiahkan syaikh ali hasan al halabi dalam kondisi pemahaman mereka sama dalam masalah iman dan udzur bil jahil. Tidak ada perbedaan. Hakikatnya sama.

Lihatlah penanya sudah menyebutkan nama kitab dan penulisnya. Kitab itu ada di sahab (skr sudah dihapus), dan ikhwan disana memuji kitab tersebut (skr sudah dihapus).

Adapun masalah udzur bil jahil. Disana pembicara bicara pada konteks tv rodja. Para penonton TV itu lebih baik jahil ketimbang nonton TV rodja, demikian logika pembicara, karena anggapannya orang jahil mendapat udzur.

Dan itu salah besar. Tidak ada udzur bagi orang yang berpaling, bagi yang sombong terhadap kebenaran. Ada kajian menerangkan tauhid dan kesyirikan dia malah nonton sepakbola atau konser musik, atau sinetron.

Maka jika dia terjatuh pada kesyirikan atau pembatal pembatal keislaman, tidak ada udzur baginya. Itu yang tidak dipahami oleh ustadz pembicara.

رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (an-Nisa’: 165)

Lihatlah, manusia sudah tidak bisa membantah lagi, tidak bisa beralasan seperti yg pembicara katakan, "Gelap ya Allah:, rasul sudah diutus, risalah sudah sampai kepada mereka. Al qur'an terjemahan banyak, ada rodja yang menerangkan syirik dan tauhid. Bahkan ana lihat tafsir depag menerangkan kesyirikan pada surat az zumar 3 dengan baik,

Tapi mereka berpaling, mereka tidak mau belajar, tidak ada udzur bagi mereka. Kebodohan mereka adalah keadilan dari Allah karena Allah mengetahui didalam hati mereka tidak adanya semangat untuk belajar agama.

وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَأَسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ

Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (Al Anfal:23)

Sesungguhnya bicara tentang Allah tanpa ilmu adalah perkara berat, dan disana pembicara berani berbicara tentang kebijakan Allah di akherat tanpa ilmu."

Mari kita belajar lagi. Cari تكفير المعين di websitenya syaikh sholeh al fawzan, syaikh bin baz, lajnah daimah, syaikh alu syaikh. Cari العذر بالجهل jika belum bisa bahasa arab. Copy saja kata kunci itu di google. Jika antum mendapatkan link dari syaikh bin baz, syaikh alu syaikh, syaikh muqbil, lajnah daimah. Maka buka (jangan buka dari link2 lain karena hati ini rawan syubhat).

Buka dan copy, minta bantuan ustadz di tempat antum untuk menerjemahkannya jika belum bisa bahasa arab.

Masalah ini sangat besar, karena berkaitan dengan aqidah.

Allahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar